Pembaca
yang budiman, bulan lalu, tepatnya tanggal 10 Maret 2012, sebuah acara
penting digelar di Tunisia, sebuah negeri Muslim yang baru-baru ini
dilanda revolusi yang berhasil menumbangkan rezim kejam di negara itu.
Acara tersebut tidak lain adalah Konferensi Perempuan Internasional yang digagas dan diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir. Konferensi perempuan Muslim yang pertama dan terbesar itu—yang mengumpulkan sekitar seribu peserta dari puluhan negara itu—mengambil tema yang juga penting, yakni “The Khilafah: A Shining Model for Women Rights and Political Role.”
Dari
tema yang diangkat, tampak jelas bahwa ada keinginan kuat dari kalangan
perempuan untuk mencari model dari sistem politik dan pemerintahan
terbaik yang bisa menjami hak-hak mereka yang selama ini telah dirampas
oleh sistem dan rezim sekular.
Sebagaimana
diketahui, kaum perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Dunia
Islam, sudah lama mengalami ketertindasan di berbagai lini kehidupan.
Sebagian diekspolitasi secara ekonomi; dipaksa bekerja di sektor publik,
dijadikan TKW di luar negeri; dijadikan ikon utama di dunia fesyen,
hiburan bahkan seluruh komoditas yang bersifat komersial. Sebagian
diekploitasi secara seksual dalam bisnis pornografi, pornoaksi, bahkan
pelacuran. Sebagian mengalami tindakan kekerasan fisik maupun psikis
baik di sektor publik maupun di ranah domestik; ditelantarkan,
dilecehkan, diperkosa bahkan dibunuh. Sebagian menderita kemiskinan dan
kebodohan yang berkepanjangan. Sebagian lagi bahkan harus meregang nyawa
atau terancam setiap saat di bawah rezim kejam seperti yang dialami
Muslimah di Suriah saat ini.
Harus diakui, semua
itu sebetulnya terjadi dalam sistem atau rezim yang sama, yakni sistem
atau rezim sekular yang tidak menjadikan Islam sebagai landasan
pemerintahannya.
Maka
dari itu, mencari model/sistem terbaik dan cemerlang yang bisa kembali
memuliakan perempuan sangatlah penting. Bagi kaum Muslim, sistem
Khilafah yang diwariskan Baginda Nabi saw. dan para Sahabat, itulah
sistem terbaik yang dimaksud. Dalam sejarahnya selama 1400 tahun, sistem
Khilafah sudah terbukti mampu memuliakan kaum perempuan sekaligus
membela dan melindungi mereka.
Di seputar itulah tema utama Al-Waie
kali ini, yang sebagian besarnya terkait langsung dengan tema
Konferensi Perempuan Internasional tersebut. Semoga umat Islam makin
menyadari dan makin bersemangat dalam perjuangan mengembalikan Khilafah
Islam yang akan menerapkan ideologi dan sistem Islam secara paripuna,
yang bukan hanya akan memuliakan kaum perempuan, tetapi manusia secara
umum. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2012/04/06/pengantar-khilafah-a-shining-model-for-women-rights-and-political-role/
sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2012/04/06/pengantar-khilafah-a-shining-model-for-women-rights-and-political-role/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar