Senin, 18 Juni 2012

Sepak Bola Tak Sekedar Olahraga Penggembira

Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si

Eropa Berhelat
Polandia dan Ukraina berhias. Ya, kedua negara di ujung timur Eropa ini tengah menjadi tuan rumah perhelatan akbar sepak bola Eropa, Euro 2012. Maka, sebelum penyelenggaraan Euro 2012, sistem transportasi di Polandia dan Ukraina diharapkan dapat menangani kehadiran pendukung yang luar biasa banyaknya. UEFA pun meminta perbaikan infrastruktur transportasi di seluruh kota penyelenggara, termasuk diantaranya adalah jalan raya, kereta api, terminal dan bandar udara. Seperti halnya penyelenggara sebelumnya pada tahun 2008, penyelenggara perkeretaapian Polandia menambah rute dan jalur keretanya serta mewarnai lokomotifnya dengan warna-warna peserta kejuaraan. Untuk menghadapi kejuaraan ini pula, kendaraan umum pada semua kota terutama Warsaw, Kiev dan Kharkiv memasang pengumuman dalam bahasa Inggris pada armadanya (wikipedia, 10/06/2012).
Penawaran bersama oleh Polandia dan Ukraina dipilih setelah Komite Eksekutif UEFA melaksanakan pemungutan suara pada pertemuan di Cardiff pada 18 April 2007. Penawaran ini mengalahkan penawaran lain dari Italia, Kroasia-Hungaria, Turki dan Yunani, menjadi penawaran bersama ketiga yang berhasil untuk Kejuaraan Eropa, setelah dari Belgia-Belanda (2000) dan Austria-Swiss (2008) (wikipedia, 10/06/2012).
Euro 2012 sendiri akan menjadi kejuaraan sepak bola antartim nasional negara Eropa ke-14 yang diselenggarakan oleh UEFA. Putaran finalnya diselenggarakan di Polandia dan Ukraina pada tanggal 8 Juni hingga 1 Juli 2012. Ini adalah pertama kalinya bagi kedua negara (Polandia dan Ukraina) tersebut menyelenggarakan suatu turnamen besar. Putaran final Euro 2012 diikuti 16 negara. Hal ini menjadi yang terakhir karena sejak Euro 2016 nanti dan seterusnya, yang akan diikuti oleh 24 negara finalis (wikipedia, 10/06/2012).
Babak kualifikasi yang diikuti oleh 51 negara, telah diselenggarakan antara Agustus 2010 dan November 2011. Pengundian grup Kualifikasi Euro 2012 berlangsung di Warsawa pada 7 Februari 2010. Sejumlah 51 tim turut serta berkompetisi untuk merebut 14 tempat tersisa di putaran final. Tim-tim tersebut dibagi ke dalam sembilan grup dengan pengundian penempatan untuk pertama kalinya berdasarkan koefisien tim nasional UEFA terbaru. Setelah semua pertandingan babak kualifikasi selesai dimainkan pada bulan Oktober 2011, sembilan tim posisi teratas dari setiap grup dan satu tim posisi kedua terbaik otomatis lolos ke putaran final. Delapan tim posisi kedua lainnya bermain di babak gugur tandang-kandang. Empat tim pemenang di babak gugur lolos ke putaran final. Keenambelas finalis yang tampil pada putaran final adalah Belanda, Republik Ceko, Denmark, Inggris, Republik Irlandia, Italia, Jerman, Kroasia, Prancis, Polandia, Portugal, Rusia, Spanyol, Swedia, Ukraina dan Yunani. Pemenang Euro 2012 ini otomatis mewakili UEFA untuk mengikuti Piala Konfederasi FIFA 2013 yang akan diselenggarakan di Brasil. Namun peringkat kedua (runner up) dapat mengikuti Piala Konfederasi jika Spanyol menjadi juara pada kejuaraan ini, karena Spanyol telah lolos sebagai pemenang Piala Dunia FIFA 2010 (wikipedia, 10/06/2012).
Selanjutnya, tiket turnamen dijual langsung oleh UEFA melalui situs webnya, atau akan didistribusikan oleh asosiasi sepak bola dari 16 finalis. Aplikasi harus dibuat selama bulan Maret 2011 untuk 1,4 juta tiket yang tersedia untuk 31 pertandingan turnamen. Lebih dari 12 juta aplikasi telah diterima, yang merupakan peningkatan 17% dari final tahun 2008, dan menjadi rekor sepanjang masa untuk Kejuaraan Eropa UEFA. Karena banyak sekali yang berlangganan selama pertandingan, undian dilakukan untuk mengalokasikan tiket (wikipedia, 10/06/2012).
Harga tiket pun bervariasi, mulai dari 30 euro (25 poundsterling) (untuk kursi belakang gawang di pertandingan grup) menjadi 600 euro (513 poundsterling) (untuk kursi di tribun utama di akhir). Selain tiket pertandingan perorangan, penggemar bisa membeli paket tiket untuk menonton semua pertandingan yang dimainkan oleh satu tim, atau semua pertandingan pada satu lokasi tertentu (wikipedia, 10/06/2012). Wow, pengorbanan yang luar biasa untuk dapat menyaksikan tim dan pemain favorit berlaga.

Sepak Bola, Produk Media Massa
Harus diakui, bahwa Euro 2012 tak bisa dilepaskan identitasnya sebagai produk media massa. Tak bisa disangkal, peran media massa pun cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat. Opini atau keputusan kita selaku warga negara atau sekedar penyimak media berkorelasi dengan pola kita mengkonsumsi media (Arief Suditomo, Pimred RCTI, dalam Buku “Dosa-dosa Media Amerika” 2006). Sungguh, media massa memang potensial menjadi sarana propaganda. Disamping itu, media massa juga merupakan simbol kebanggaan dan superioritas. Bahkan dijamin mampu mencuci otak dan menipu pola pikir (Buku “Dosa-dosa Media Amerika” 2006). Maka bukan mustahil jika dahsyatnya pemberitaan di media massa akhirnya mampu menentukan animo masyarakat terhadap Euro 2012.
Sayangnya, media massa yang ada saat ini bersifat egois, hanya berorientasi profit, melakukan  pembodohan publik, hingga penghilangan jati diri. Alih-alih mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, media massa malah menjadi  pengancam generasi (Makalah Orasi KIMB 2012). Bagaimana tidak? Harga tiket pertandingan sudah membuktikan target profit yang dicanangkan oleh penyelenggara. Belum lagi jika jadwal pertandingan kebetulan ‘bentrok’ dengan jadwal sholat fardhu, rasanya berat meninggalkan jalannya pertandingan, hingga khawatir tak menyaksikan pemain idola menjebol gawang lawan, pengganjaran kartu merah dan kartu kuning untuk tim lawan, ataupun aksi dramatis lainnya. Seharusnya para penggemar sepak bola itu merasa rugi, saat tidak sholat tepat waktu, saat tidak optimal berdakwah, saat keteteran ujian akibat begadang menonton pertandingan di malam sebelumnya, dsb.
Benarlah bahwa acara pertandingan sepak bola terkategori sesuatu yang bersifat mubah (boleh), yang jika ditinggalkan maka tidak menyebabkan dosa sebagaimana sholat fardhu ataupun aktivitas dakwah. Definisi mubah adalah apa yang dituju oleh dalil wahyu terhadap seruan Allah Swt yang di dalamnya terdapat pilihan, antara melakukan atau meninggalkannya (Kitab Nizhomul Islam). Firman Allah Swt berikut ini hendaknya membuat kita hati-hati: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (TQS al-Hadid [57]: 20). Demikian halnya dengan sabda Rasul saw: “Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati.” (HR. ad-Dailami).
Kini, tujuan olahraga memang telah terdistorsi hanya sebagai ajang meraih medali, hiburan, bahkan ada yang terkategori olahraga kaum elit. Sepak bola, sebagai produk media massa, merupakan tayangan visual yang diterima oleh panca indera kita, yang kemudian diolah oleh akal kita hingga menjadi sebuah pemahaman dan perilaku. Kaitannya dengan hal ini, Islam juga memerintahkan kita untuk menjaga akal. Islam pun menganjurkan untuk menuntut ilmu, merenung (tadabbur) dan berijtihad sebagai usaha untuk mengembangkan kemampuan akal pada diri manusia (Kitab “Dirosah al-Fikr”). Maka, media massa sebagai sarana propaganda hendaknya berperan menampilkan kemampuan dan kekuatan Islam dalam mewujudkan rahmatan lil alamin (Makalah Orasi KIMB 2012), bukan menampilkan tayangan yang melalaikan. Karena jelas, Islam tidak membiarkan akal hanya dibuai oleh kenikmatan visual. Mengingat sepak bola saat ini masih menjadi bagian produk andalan media massa kapitalistik-sekuler yang berstandar kebahagiaan duniawi yang semu.

Olahraga, Modal Jihad
Terkait dengan olahraga sendiri, Rasulullaah saw memerintahkan agar anak-anak muslim diajari olahraga berenang, berkuda, dan memanah. Yang mana, jenis olahraga tersebut dapat digunakan untuk survival, membela diri dan tentunya berjihad. Sebutlah contohnya pencak silat, di mana Nusantara terkenal dengan pencak silat sebagai jenis olahraga bela dirinya. Perkembangan dan penyebaran pencak silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum ulama seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14. Pencak silat lalu berkembang dari sekedar ilmu bela diri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah kolonialisme (TSQ Stories Jilid 2 2011).
Disamping itu, pencak silat juga menjadi bagian dari latihan spiritual. Sejak dulu, pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Dan sudah menjadi tradisi di pesantren-pesantren, bahwa ilmu silat tingkat tinggi hanya diberikan kepada santri yang telah khattam kitab-kitab fiqih tingkat lanjut, serta telah terbukti mampu menahan gejolak hawa nafsunya. Hal ini terbukti jejaknya di berbagai pesantren di Nusantara, yang pastinya cerminan tradisi yang sama dan merata di wilayah yang lain dalam kekuasaan Daulah Islam. Karena tidak akan mungkin Daulah Islam memiliki para mujahid yang tangguh manakala mereka tidak memiliki mata airnya, yaitu para santri yang mempraktikkan olahraga para mujahid (TSQ Stories Jilid 2 2011).

Walhasil, berdasarkan uraian di atas, sah-sah saja menikmati hiburan, termasuk sepak bola. Akan tetapi tetap harus sesuai aturan, proporsional dan tidak kelewatan. Dan jika sebagai bagian penjagaan kemampuan fisik dalam rangka membela Islam, maka kaum muslimin memilih sepak bola menjadi olahraga favorit, tentu tidak apa. Yang penting tak sekedar sebagai penggembira apalagi ajang hura-hura.
Wallaahu a’lam bish showab [].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar