Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si
Eropa Berhelat
Polandia dan Ukraina berhias. Ya, kedua negara di
ujung timur Eropa ini tengah menjadi tuan rumah perhelatan akbar sepak bola
Eropa, Euro 2012. Maka, sebelum penyelenggaraan Euro 2012, sistem transportasi
di Polandia dan Ukraina diharapkan dapat menangani kehadiran pendukung yang
luar biasa banyaknya. UEFA pun meminta perbaikan infrastruktur transportasi di seluruh kota penyelenggara, termasuk diantaranya
adalah jalan raya, kereta api, terminal dan bandar udara. Seperti halnya
penyelenggara sebelumnya pada tahun 2008, penyelenggara perkeretaapian Polandia
menambah rute dan jalur keretanya serta mewarnai lokomotifnya dengan
warna-warna peserta kejuaraan. Untuk menghadapi kejuaraan ini pula, kendaraan
umum pada semua kota terutama Warsaw, Kiev dan Kharkiv memasang pengumuman
dalam bahasa Inggris pada armadanya (wikipedia,
10/06/2012).
Penawaran bersama oleh Polandia dan Ukraina dipilih
setelah Komite Eksekutif UEFA melaksanakan pemungutan suara pada pertemuan di
Cardiff pada 18 April 2007. Penawaran ini mengalahkan penawaran lain dari
Italia, Kroasia-Hungaria, Turki dan Yunani, menjadi penawaran bersama ketiga
yang berhasil untuk Kejuaraan Eropa, setelah dari Belgia-Belanda (2000) dan
Austria-Swiss (2008) (wikipedia,
10/06/2012).
Euro 2012 sendiri akan menjadi kejuaraan sepak bola
antartim nasional negara Eropa ke-14 yang diselenggarakan oleh UEFA. Putaran
finalnya diselenggarakan di Polandia dan Ukraina pada tanggal 8 Juni hingga 1
Juli 2012. Ini adalah pertama kalinya bagi kedua negara (Polandia dan Ukraina) tersebut
menyelenggarakan suatu turnamen besar. Putaran final Euro 2012 diikuti 16 negara.
Hal ini menjadi yang terakhir karena sejak Euro 2016 nanti dan seterusnya, yang
akan diikuti oleh 24 negara finalis (wikipedia,
10/06/2012).
Babak kualifikasi yang diikuti oleh 51 negara,
telah diselenggarakan antara Agustus 2010 dan November 2011. Pengundian grup
Kualifikasi Euro 2012 berlangsung di Warsawa pada 7 Februari 2010. Sejumlah 51
tim turut serta berkompetisi untuk merebut 14 tempat tersisa di putaran final.
Tim-tim tersebut dibagi ke dalam sembilan grup dengan pengundian penempatan
untuk pertama kalinya berdasarkan koefisien tim nasional UEFA terbaru. Setelah
semua pertandingan babak kualifikasi selesai dimainkan pada bulan Oktober 2011,
sembilan tim posisi teratas dari setiap grup dan satu tim posisi kedua terbaik
otomatis lolos ke putaran final. Delapan tim posisi kedua lainnya bermain di babak
gugur tandang-kandang. Empat tim pemenang di babak gugur lolos ke putaran
final. Keenambelas finalis yang tampil pada putaran final adalah Belanda,
Republik Ceko, Denmark, Inggris, Republik Irlandia, Italia, Jerman, Kroasia,
Prancis, Polandia, Portugal, Rusia, Spanyol, Swedia, Ukraina dan Yunani. Pemenang
Euro 2012 ini otomatis mewakili UEFA untuk mengikuti Piala Konfederasi FIFA
2013 yang akan diselenggarakan di Brasil. Namun peringkat kedua (runner up)
dapat mengikuti Piala Konfederasi jika Spanyol menjadi juara pada kejuaraan
ini, karena Spanyol telah lolos sebagai pemenang Piala Dunia FIFA 2010 (wikipedia, 10/06/2012).
Selanjutnya, tiket turnamen dijual langsung oleh
UEFA melalui situs webnya, atau akan didistribusikan oleh asosiasi sepak bola
dari 16 finalis. Aplikasi harus dibuat selama bulan Maret 2011 untuk 1,4 juta
tiket yang tersedia untuk 31 pertandingan turnamen. Lebih dari 12 juta aplikasi
telah diterima, yang merupakan peningkatan 17% dari final tahun 2008, dan
menjadi rekor sepanjang masa untuk Kejuaraan Eropa UEFA. Karena banyak sekali
yang berlangganan selama pertandingan, undian dilakukan untuk mengalokasikan
tiket (wikipedia, 10/06/2012).
Harga tiket pun bervariasi, mulai dari 30 euro (25
poundsterling) (untuk kursi belakang gawang di pertandingan grup) menjadi 600
euro (513 poundsterling) (untuk kursi di tribun utama di akhir). Selain tiket
pertandingan perorangan, penggemar bisa membeli paket tiket untuk menonton
semua pertandingan yang dimainkan oleh satu tim, atau semua pertandingan pada
satu lokasi tertentu (wikipedia,
10/06/2012). Wow, pengorbanan yang luar biasa untuk dapat menyaksikan tim
dan pemain favorit berlaga.
Sepak Bola, Produk Media Massa
Harus diakui, bahwa Euro 2012 tak bisa dilepaskan
identitasnya sebagai produk media massa. Tak bisa disangkal, peran media massa pun
cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat. Opini atau keputusan kita selaku warga
negara atau sekedar penyimak media berkorelasi dengan pola kita mengkonsumsi
media (Arief Suditomo, Pimred RCTI, dalam
Buku “Dosa-dosa Media Amerika” 2006).
Sungguh, media massa memang potensial menjadi sarana propaganda. Disamping itu,
media massa juga merupakan simbol kebanggaan dan superioritas. Bahkan dijamin
mampu mencuci otak dan menipu pola pikir (Buku “Dosa-dosa Media Amerika” 2006). Maka bukan mustahil jika dahsyatnya
pemberitaan di media
massa akhirnya mampu menentukan animo
masyarakat terhadap Euro 2012.
Sayangnya, media massa yang ada saat ini bersifat
egois, hanya berorientasi profit, melakukan
pembodohan publik, hingga penghilangan jati
diri. Alih-alih mencerdaskan
dan memberdayakan masyarakat, media massa malah menjadi pengancam generasi (Makalah Orasi KIMB 2012). Bagaimana
tidak? Harga tiket pertandingan sudah membuktikan target profit yang
dicanangkan oleh penyelenggara. Belum lagi jika jadwal pertandingan kebetulan
‘bentrok’ dengan jadwal sholat fardhu,
rasanya berat meninggalkan jalannya pertandingan, hingga khawatir tak
menyaksikan pemain idola menjebol gawang lawan, pengganjaran kartu merah dan
kartu kuning untuk tim lawan, ataupun aksi dramatis lainnya. Seharusnya para
penggemar sepak bola itu merasa rugi, saat tidak sholat tepat waktu, saat tidak
optimal berdakwah, saat keteteran ujian akibat begadang menonton pertandingan
di malam sebelumnya, dsb.
Benarlah bahwa acara pertandingan sepak bola
terkategori sesuatu yang bersifat mubah
(boleh), yang jika ditinggalkan maka tidak menyebabkan dosa sebagaimana sholat fardhu ataupun aktivitas dakwah.
Definisi mubah adalah apa yang dituju
oleh dalil wahyu terhadap seruan Allah Swt yang di dalamnya terdapat pilihan,
antara melakukan atau meninggalkannya (Kitab Nizhomul Islam). Firman Allah Swt berikut ini hendaknya membuat
kita hati-hati: “Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (TQS al-Hadid [57]: 20).
Demikian halnya dengan sabda Rasul saw: “Nyanyian
dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati.”
(HR. ad-Dailami).
Kini, tujuan olahraga memang telah terdistorsi hanya sebagai ajang meraih
medali, hiburan, bahkan ada yang terkategori olahraga kaum elit. Sepak bola, sebagai produk media massa, merupakan
tayangan visual yang diterima oleh panca indera kita, yang kemudian diolah oleh akal kita hingga menjadi
sebuah pemahaman dan perilaku. Kaitannya dengan hal ini, Islam juga memerintahkan kita untuk menjaga akal. Islam pun
menganjurkan untuk menuntut ilmu, merenung (tadabbur) dan berijtihad sebagai usaha untuk mengembangkan
kemampuan akal pada diri manusia (Kitab “Dirosah
al-Fikr”). Maka, media massa sebagai
sarana propaganda hendaknya berperan menampilkan kemampuan
dan kekuatan Islam dalam mewujudkan rahmatan lil alamin (Makalah Orasi KIMB 2012), bukan menampilkan tayangan yang
melalaikan. Karena jelas,
Islam tidak membiarkan akal hanya dibuai oleh
kenikmatan visual. Mengingat sepak
bola saat ini masih menjadi
bagian produk andalan media massa kapitalistik-sekuler yang berstandar
kebahagiaan duniawi yang semu.
Olahraga, Modal Jihad
Terkait dengan olahraga sendiri, Rasulullaah saw
memerintahkan agar anak-anak muslim diajari olahraga berenang, berkuda, dan
memanah. Yang mana, jenis olahraga tersebut dapat digunakan untuk survival, membela diri dan tentunya
berjihad. Sebutlah contohnya pencak silat, di mana Nusantara terkenal dengan pencak
silat sebagai jenis olahraga bela dirinya. Perkembangan dan penyebaran pencak silat
secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh
kaum ulama seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14. Pencak silat
lalu berkembang dari sekedar ilmu bela diri dan seni tari rakyat, menjadi
bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah kolonialisme (TSQ Stories Jilid 2 2011).
Disamping itu, pencak silat juga menjadi bagian
dari latihan spiritual. Sejak dulu, pencak silat diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau-surau. Dan sudah menjadi tradisi di
pesantren-pesantren, bahwa ilmu silat tingkat tinggi hanya diberikan kepada
santri yang telah khattam kitab-kitab fiqih tingkat lanjut, serta telah
terbukti mampu menahan gejolak hawa nafsunya. Hal ini terbukti jejaknya di
berbagai pesantren di Nusantara, yang pastinya cerminan tradisi yang sama dan
merata di wilayah yang lain dalam kekuasaan Daulah Islam. Karena tidak akan
mungkin Daulah Islam memiliki para mujahid yang tangguh manakala mereka tidak
memiliki mata airnya, yaitu para santri yang mempraktikkan olahraga para
mujahid (TSQ Stories Jilid 2 2011).
Walhasil, berdasarkan
uraian di atas, sah-sah saja menikmati hiburan, termasuk sepak bola.
Akan tetapi tetap harus sesuai aturan, proporsional dan tidak kelewatan. Dan jika sebagai bagian penjagaan kemampuan fisik dalam
rangka membela Islam, maka kaum muslimin memilih
sepak bola menjadi
olahraga favorit, tentu
tidak apa. Yang penting tak sekedar sebagai penggembira apalagi ajang
hura-hura.
Wallaahu a’lam bish showab [].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar