Sabtu, 27 Februari 2016

Habis Valentine, Positiflah Test Pack

Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si

Muqodimah

Terinspirasi dari kisah beberapa teman yang tengah hamil trimester pertama, yang tanpa sengaja berdekatan dengan tanggal 14 Februari tahun ini. Sebagai catatan awal, kehamilan mereka jelas. Jelas pengecekan pertama biasanya positif dengan test pack, jelas proses pernikahannya, dan jelas juga siapa bapak dari si janinnya, karena mereka memang pengantin baru. Ada juga yang pengantin lama, maksudnya kehamilan anak kedua, ketiga, atau lebih.

Namun dari balik Valentine’s Day itu sendiri, ternyata kehamilan bisa menjadi fenomena. Meski belum menemukan data penggunaan test pack atau data aborsi setelah momen ‘cinta’ tersebut, tapi setidaknya bisa ditebak dari data hasil penjualan kondom pra-V-day dan data penggrebekan saat hari-H-nya.

Begini ceritanya. Berawal dari kisah Penjabat (Pj) Walikota Samarinda, Meiliana, yang tampak geram saat mengungkapkan fakta baru. Sepekan ini, pembelian alat kontrasepsi kondom sangat tinggi. Akibatnya, stok barang di pasaran kosong. Diduga kondisi ini terkait dengan peringatan Hari Kasih Sayang (Valentine's Day), Minggu, 14 Februari (kaltim.tribunnews.com, 12/02/2016).

Kondom Laris Manis, Penjualan Minuman Keras Naik 50 Persen

“Kondom kosong di apotek. Ini kan sangat bahaya. Kalau yang menggunakan orangtua tidak masalah, kalau yang menggunakan anak di bawah umur bagaimana? Kita harus bergerek, kalau tidak kita siapa lagi,” kata Meiliana. Terkait fenomena tersebut, Meilina kemudian membuat surat edaran ke kalangan sekolah. Ia juga mengaku telah menginstruksikan Satpol Pamong Praja agar merazia tempat hiburan malam pada malam perayaan Valentine, Sabtu atau Minggu (13-14/2/2016). “Nanti salah satunya juga dirazia hotel,” ujar Mei sembari menyebut imbauan serupa diberikan kepada manajemen hotel-hotel di Kota Tepian (kaltim.tribunnews.com, 12/02/2016).

Belum lagi dengan kisah dari kota di pulau seberang, Makassar, dimana sebanyak 15 pasangan mesum terjaring dalam razia malam Valentine di sejumlah hotel di Makassar. Razia tersebut digelar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Makassar pada Sabtu (13/02) malam. Ke-15 pasangan yang tergolong muda-mudi ini diamankan saat berduaan di dalam kamar dan tidak membawa Buku Nikah. Dalam penggerebekan ini juga diamankan beberapa alat kontrasepsi, tisu magic dan obat kuat. Mereka diangkut menggunakan truk milik Satpol PP menuju kantor Balaikota Makassar untuk diambil datanya sebelum dijemput keluarganya.

Menurut Kabid Penegakan Hukum dan Perda Satpol PP Makassar Edward Supriawan, operasi penertiban ini bertempat di 10 wisma dan hotel kelas melati yang ada di Makassar dan dilakukan berdasarkan Perda No 10 tahun 2012 tentang pengawasan, pengendalian operasi rumah kost, wisma dan hotel. Operasi penggrebekan ini juga terkait Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Makassar berupa larangan merayakan Hari Valentine bagi pelajar se-kota Makassar, serta perintah langsung dari Walikota Makassar Ramdhan Pomanto untuk menindak pelaku perbuatan asusila, khususnya dalam momen hari Valentine.

”Dalam operasi malam Valentine ini beberapa di antaranya yang diamankan berasal dari mahasiswa, karyawan dan PNS, tahap selanjutnya pendataan dan pembinaan, disinkronkan dengan data 2015, jika ada yang ditemukan sudah pernah diamankan sebelumnya dengan pasangan berbeda maka dia disangkakan melakukan praktek prostitusi dan akan diproses lebih lanjut,” ujar Edward, Sabtu (13/02).

Selain larangan merayakan hari Valentine, Pemkot Makassar juga menerbitkan Surat Imbauan yang ditempel di sejumlah apotek dan mini market terkait larangan menjual alat kontrasepsi pada anak di bawah umur dan orang dewasa yang telah menikah dengan menunjukkan bukti kartu identitas KTP yang dimilikinya (news.detik.com, 14/02/2016).

Nah lho. Jadi, apa kabar seminggu pasca Valentine? Apakah test pack-nya juga bergaris dua alias positif? Ya bisa ditebak kira-kira bagaimana.

Kemudian dilansir oleh JPNN, malam perayaan Valentine Day alias Hari Kasih Sayang diwarnai aksi hura-hura muda-mudi Cileungsi. Selain pesta seks, mereka juga mabuk-mabukan. Tak heran, penjualan minuman beralkohol meningkat hingga 50 persen. Bukan hanya minuman lokal, tetapi juga impor.

”Selain pesta seks, pesta miras kerap dilakukan saat anak muda untuk merayakan hari Valentine. Bahkan stok miras harus ditambah. Terutama minol (minuman beralkohol) jenis anggur merah. Katanya biar fly saat berhubungan badan,” ujar Solehudin (45) penjual minuman beralkohol di bilanngan jalan narogong kepada Radar Bogor, Sabtu (13/02). Selain minol impor dan lokal, minol oplosan pun turut diburu. Jika hari biasa, penjual tuak hanya membuat 1 jeriken, saat hari Valentine memproduksi hingga 1 drum. “Tuak juga banyak yang nyari. Dan Valentine bertepatan dengan hari minggu jadi penjuaan tuak naik 200 persen,” tutur Solehudin (jpnn.com, 14/02/2016).

Sejumlah Pihak Telah Resmi Melarang Perayaan V-Day

Sejumlah pemerintah kota/kabupaten seperti Bandung, Bogor, Makassar, Malang, Gorontalo, dan Surabaya, telah melarang para remaja di kotanya untuk merayakan hari Valentine. Tak terkecuali MUI, juga melarang (baca: mengharamkan) Valentine.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, Jawa Timur menetapkan Hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day haram dilaksanakan. Alasannya, tidak sesuai dengan norma yang berlaku dan ajaran Islam. Fatwa haram resmi dikeluarkan dengan surat edaran larangan merayakan Valentine’s Day bagi umat Islam. Surat edaran tersebut dikeluarkan sejak 9 Februari 2016 dengan nomor 04/FTW-MUI/KTMLG/II/2016.

Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Malang, Baroni mengatakan tradisi Valentine seringkali mengabaikan norma agama. ”Cenderung hubungan antar lawan jenis yang bukan muhrim,” kata Baroni seperti yang dilansir Radar Malang (Jawa Pos Group), Sabtu (13/02). Selain itu, Valentine tidak dikenal dalam sejarah dan budaya Islam. Sarat dengan perbuatan dosa. Dianggap bisa mengancam pendidikan karakter bangsa, terutama generasi muda.

”Esensi kasih sayang tidak seperti itu,” papar Baroni. Menurutnya, kasih sayang adalah kasih antar suami istri atau memberi bantuan kepada sesama. Bukan kasih sayang dalam hubungan pemuda pemudi sekarang. Bahroni mengatakan tidak seharusnya umat muslim merayakan Valentine. ”Ini melampaui batas dan cenderung hura-hura,” imbuhnya. Melampaui batas dalam artian melampiaskan kasih sayang dengan cara berciuman antar pemuda pemudi.

MUI melalui Bahroni berharap, masyarakat tidak ikut arus dan budaya Valentine. Fatwa haram MUI dikeluarkan karena menanggapi laporan masyarakat. Lalu diadakan musyawarah pada 7 Februari. Yang kemudian dua hari setelahnya, MUI menetapkan fatwa haram. Dasar penetapan berdasar pada Surat Al-Isra’ [17] ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

Dan Sabda Rasulullah Saw:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ تُشْتَرَى الثَّمْرَةُ حَتىَّ تُطْعَمَ و قَالَ: اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا بِاَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم فى المستدرك وقال صحيح الاسناد 2: 43، رقم: 2261

Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah SAW melarang menjual buah sehingga bisa dimakan, dan beliau bersabda, “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak, ia berkata shahih sanadnya juz 2, hal. 43, no 2261] (www.jawapos.com, 13/02/2016).

Valentine Tradisi Kafir untuk Legalkan Pergaulan Bebas

Valentine merupakan tradisi yang digencarkan oleh orang-orang kafir untuk melegalkan pergaulan bebas. Valentine merupakan aktivitas yang bukan dari Islam. Jika diperhatikan, alangkah meruginya seorang gadis yang mau hanya diberi sebatang coklat dan setangkai bunga. Terlebih dengan aktivitas seks bebas yang dianggap sebagai puncak perayaan malam Valentine. Sungguh tak sebanding. Momen Valentine jelas memposisikan perempuan dengan penilaian yang sangat murah.

Mengutip pernyataan Ustadzah Irena Handono, Valentine adalah budaya remaja modern yang tidak Islami, yang bersumber dari kaum Nasrani. Valentine yang selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari itu merupakan salah satu jebakan dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan generasi muda Islam.

Anehnya, yang sibuk mempersiapkan acara berlabel menghalalkan zina itu justru mayoritas diikuti oleh remaja ber-KTP Islam. Mereka tidak sadar, nilai-nilai yang terkandung dalam Valentine day sebenarnya ‘akidah’ Kristen. Bahkan ketika dinasihati, para remaja itu berkata, “Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja….”. Padahal, Valentine’s day itu adalah sinkretisme antara budaya dan agama pagan dengan agama Katholik, yang dilakukan oleh Paus Gelasius pada tahun 498 M. Jadi, Valentine day bukan hal yang baru.

Semua berawal ketika seorang Gelasius khawatir melihat pengunjung gereja hanyalah kakek nenek. Sehingga Gelasius menyadari dan cemas akan masa depan gereja, maka ia membawa budaya yang sedang populer di kalangan Kristen itu masuk ke gereja untuk perubahan. Jika dilihat dari negara asalnya, Valentine day itu berasal dari Athena. Di Athena, Valentine day adalah peringatan pernikahan Zeus dan Hera. Peringatan pernikahannya di sebut Gamelion yang diminati oleh muda-mudi, tapi ada fakta lain yang tak banyak diketahui orang, bahkan orang Kristen sendiri, yaitu Zeus dan Hera adalah kakak beradik. Galesius mengadopsi budaya tersebut masuk ke dalam agama Kristen, tapi diganti tokohnya dengan seorang pastur bernama Valentino yang dikabarkan di bunuh oleh penguasa saat itu karena membela atau menyebarkan kasih sayang.

Baru-baru ini peringatan tersebut dilarang oleh beberapa gereja besar, salah satunya Gereja Ortodoks Timur antara lain Rusia, yang tidak tunduk pada Vatikan. Bahkan gereja tidak memperbolehkan perayaan tersebut dirayakan oleh pelajar, pegawai negeri dan pegawai negara. Menurut penelitian Gereja Ortodoks ‘Sean’ (orang suci) bernama Valentino itu tidak ada. Dengan kata lain, Valentino itu hanya tokoh fiktif, sehingga semua kegiatan tentang Valentine dilarang karena hanya berisi perbuatan maksiat.

Banyak yang salah mengartikan tentang Valentine day tersebut, karena faktanya Valentine day sendiri bukanlah termasuk hari besar. Valentine day adalah sebuah hasil dari budaya yang disalahartikan. Di negara-negara yang mayoritas beragama Kristen, perayaan Valentine day hanya dianggap sebagai hari biasa. Parahnya, hanya di Indonesia perayaan Valentine diadakan dengan sangat meriah dan berlebihan, bahkan sampai menjadi momen pesta seks. Na’udzubillaah.

Memang miris, pemuda dan pemudi Muslim ikut merayakannya tanpa mengetahui sejarah apapun mengenai perayaan tersebut. Pesan yang utama adalah jangan hanya berpegang pada “tidak tahu”, karena awal kehancuran dari ketidaktahuan. Hendaklah kita kembali pada agama Islam untuk mengetahui banyak hal yang Haq (benar). Jangan malas untuk mengetahui banyak hal, terutama kalangan pemuda yang sekarang sudah sangat ahli berselancar di dunia maya. Manfaatkanlah keahlian berselancar tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya untuk menghindari dari kehancuran pribadi di masa yang akan datang.

Rusaknya moral remaja masa kini semakin terlihat dari perilaku mereka yang menyimpang. Psikolog, Sani Bidiantini, menjabarkan penelitian yang dilakukan Universitas Indonesia, yang menunjukkan betapa mirisnya pergaulan remaja masa kini. Berdasarkan penelitian UI, 97 persen anak remaja sudah menonton film porno, 62,7 persen remaja wanita sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja wanita telah melakukan aborsi. Bahkan didapat angka terbaru dari BKKBN ada 1 dari 5 remaja putri yang dikumpulkan, bahwa salah satu itu hamil (merdeka.com, 26/04/2015). Jadi jelas, sesungguhnya perayaan Valentine tak ubahnya pesta seks bebas itu sendiri. Habisnya stok kondom di apotek adalah salah satu buktinya.

Sabda Rasul saw berikut ini hendaknya tidak disepelekan. Dari Ibnu ‘Umar, Nabi saw bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).

Na’udzubillaah.

Generasi muslim harus punya prinsip dan jati diri yang bersumber dari Islam. Seluruh kaum Muslimin (yang baligh dan berakal) diperintahkan untuk melakukan amal perbuatannya sesuai dengan hukum Islam. Karena, memang kewajiban atas mereka untuk menyesuaikan perbuatannya dengan segala perintah dan larangan Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt: “... apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (TQS Al-Hasyr [59]: 7).

Oleh karena itu, telah menjadi sesuatu yang pasti bahwa apa pun yang dibawa Rasul saw tentang suatu hukum akan mencakup setiap perbuatan dan apa-apa yang dilarang olehnya juga mencakup setiap perbuatan. Dengan ini, setiap muslim yang hendak melakukan suatu perbuatan, wajib baginya secara syar’iy mengetahui hukum Allah Swt tentang perbuatan tersebut sebelum ia melakukannya, sehingga ia dapat berbuat sesuai dengan hukum syara’ (Buku Islam Mulai Akar ke Daunnya).

Khatimah

Pengekoran terhadap budaya yang bukan dari Islam inilah yang menjadikan kaum Muslim terpuruk dan dalam kondisi yang cukup parah, dalam hal ini terutama dari kalangan remaja yang sudah banyak melakukan seks bebas. Mengambil ide milik orang Barat adalah kekeliruan yang besar. Karena ini yang menjadi akar permasalahan umat Islam saat ini. Mereka tidak mengemban Islam sebagai ide, justru sebaliknya mengambil ide orang kafir sebagai idenya.

Lebih dari itu semua, seyogyanya semua ide Islam diadopsi dalam bentuk kebijakan negara, sehingga tradisi-tradisi paganisme semacam Valentine tidak terulang. Benteng diri dan keluarga hanya berkekuatan sementara. Benteng itu tetap saja akan tergerus oleh arus Westernisasi jika tak ada kebijakan negara untuk menjaga kemurnian akidah Islam kaum Muslimin. Westernisasi adalah produk sistem kapitalisme-demokrasi-liberal. Karenanya, penandingnya juga harus berupa sistem, yang dalam hal ini adalah sistem dari Sang Khalik, yang tak lain disebut Khilafah Islamiyah, untuk diemban oleh negara, agar kekuatan ide Islam sebanding dengan ide Westernisasi milik Barat.

Wallaahu a’lam bish showab. []

sumber:
https://www.islampos.com/255306-255306/
https://www.islampos.com/255308-255308/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar